Puskesmas Kaligondang_Kecegukan (Hiccups) adalah suatu kondisi dimana terjadi spasme berulang dari diafragma, yang dengan cepat diikuti oleh penutupan glotis yang mengeluarkan suara berisik. Diafragma adalah otot yang memisahkan dada dengan perut dan berperan dalam pernafasan. Glotis adalah lubang diantara pita suara yang mengatur pengaliran udara ke paru-paru.

Penyebab hiccup belum diketahui secara jelas, tetapi ada dugaan bahwa hiccup berkaitan dengan adanya iritasi saraf-saraf pada otak yang mengatur otot-otot pernafasan (termasuk diafragma).
Episode hiccup persisten, terkadang memiliki penyebab yang lebih serius, misalnya iritasi diafragma oleh pneumonia. Pada kasus yang jarang, hiccup terjadi ketika ada tumor otak atau stroke yang mengganggu pusat pernafasan di otak. Ketika penyebabnya serius, hiccup cenderung untuk menetap sampai penyebabnya teratasi.
Terdengar suara cegukan yang muncul akibat spasme otot diafragma yang diikuti dengan penutupan glotis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang ada.
Pada orang-orang dengan hiccup, perlu diperhatikan jika mengalami beberapa tanda dan gejala berikut, yaitu sakit kepala, kelemahan, rasa baal, dan hilang keseimbangan. Seseorang dengan hiccup yang memiliki gejala-gejala ini harus memeriksakan diri ke dokter segera. Seseorang yang mengalami hiccup selama lebih dari 2 atau 3 hari juga harus segera pergi ke dokter, meskipun tidak terdapat tanda atau gejala lainnya.
Hiccup yang singkat biasanya akan hilang dengan sendirinya, dengan atau tanpa terapi. Banyak cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kadar karbon dioksida di dalam darah, antara lain dengan menahan nafas atau bernafas di dalam kantong kertas (bukan kantong plastik).
Metode lain yang dapat dilakukan adalah dengan mencoba menstimulasi nervus vagus, yang berjalan dari otak ke perut. Metode-metode yang dapat dilakukan antara lain:
- minum air dengan cepat
- menelan roti kering atau es yang sudah dihancurkan
- menarik lidah dengan pelan-pelan
- mengucek mata perlahan-lahan
Hiccup yang persisten atau menetap perlu diberikan penanganan, sesuai dengan penyebabnya.
Frekuensi hiccup atau cegukan jangka pendek dapat dikurangi dengan menghindari faktor-faktor pemicu terjadinya hiccup, yaitu:
- Makan makanan besar
- Minum minuman berkarbonasi atau alkohol
- Perubahan suhu mendadak
Sumber: https://medicastore.com/artikel/316/kecegukan-hiccups